Menggugah Semangat “Pamekasan Hebat” di Hari Jadi Ke-490 Pamekasan (4)

PAMEKASAN HEBAT – Sejarah terbentuknya pemerintahan di Kabupaten Pamekasan, menjadi spirit bagi pimpinan kabupaten ini dan para aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemkab Pamekasan dalam memperingati Hari Jadi Ke-490 Kabupaten Pamekasan.

Sosok Panembahan Ronggosukowati dan perjuangannya dalam membentuk menyebarkan ajaran Islam di Kabupaten Pamekasan hingga terbentuknya kabupaten yang mandiri, bebas dari belenggu keraton lain di Pulau Madura dan Jawa Timur, menjadi pijakan para pemimpin berikutnya dalam menata kelola pemerintahan di kabupaten yang terdiri dari 178 desa dan 11 kelurahan yang tersebar di 13 kecamatan ini.

Napak tilas perjuangan dan penobatan Panembahan Ronggosukowati selalu dipentaskan dalam berbagai momen kegiatan seni dan budaya yang digelar Pemkab Pamekasan sebagai upaya membangun spirit perjuangan yang telah dilakukan oleh Raja Pamekasan itu.

Momentum memperingati Hari Jadi Kabupaten Pamekasan, tidak hanya sekadar mengingat akan perjuangan Panembahan Ronggosukowati dalam membangun Pamekasan, akan tetapi lebih dari itu juga sebagai upaya untuk menumbuhkan semangat berjuang, berbangsa dan bernegara dalam tata kelola pemerintahan yang dilandasi oleh ‘tepo seliro’ semangat gotong royong, serta saling menghargai perbedaan pendapat, di samping misi mengembangkan nilai-nilai ke-Islam-an yang berpondasikan pada kearifan adat istiadat dan budaya lokal Pamekasan.

Pamekasan Reborn
“Pamekasan Reborn, Makmur Desaku, Pamekasan Hebat” merupakan tema yang diusung oleh panitia Peringatan Hari Jadi Ke-490 Kabupaten Pamekasan tahun ini. Tema ini dimaksudkan untuk melahirkan kembali semangat juang seperti yang telah dilakukan oleh Penembahan Ronggosukowati pada awal-awal membangun dan mendirikan ‘Kadipaten Pamekasan’.

Pemimpin yang dicintai oleh rakyat kecil, familiar, arif dan bijaksana, serta santun dalam bertutur kata, adalah semangat implisit yang coba digali dari peringatan Hari Jadi Ke-490 Kabupaten Pamekasan kali ini.

“Paramela dari kepaneka, badhan kaula minangkah Bupati Pamekasan ngatoraghi slamet e delem ngemottaghi areh dedhinah Mekkasen sekapeng 490. Dek sadheheh magersareh Mekkasen ka angguy lebbi percaya diri dek abe’en dhibi’ tor ngonggu agi e dhalem matombu tor majurbuh pembangunan e Mekkasen se bisa madeddhih kajembernah masyarakat Mekkasen,” kata Bupati Pamekasan Baddrut Tamam, saat menyampaikan sambutan dalam acara Upacara Peringatan Hari Jadi Ke-490 Kabupaten Pamekasan di lapangan Pemkab Pamekasan pada 3 November 2020.

Perjuangan Raja Ronggosukowati dalam membangun Kabupaten Pamekasan dapat dilanjutkan oleh semua dinas untuk menjadikan Pamekasan Rajjhe, bhajjreh tor Parjugha.

Titik tekan dan gaya kepemimpinan Raja Islam pertama di Pamekasan itu, harus menjadi teladan bagi semua pimpinan organisasi perangkat daerah dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan sebagai abdi negara dan pelayan masyarakat. Memberikan pelayanan yang bagus, cepat yang disertai dengan ikhlas mengabdi kepada rakyat, harus tertanam kuat di masing-masing pikiran semua aparatur sipil negara di lingkungan Pemkab Pamekasan.

“Pamekasan Hebat” yakni Pamekasan yang radjhe, bhajra tor parjhuge merupakan cita ideal yang hendak diwujudkan oleh kepemimpinan pasangan bupati muda Badrrut Tamam dan Wakilnya Raja’e di masa-masa yang akan datang.

Namun, sebagai sebuah organ, cita ideal “Pamekasan Hebat” tentu tidak akan terwujud, tanpa adanya kesamaan persepsi dan komitmen yang kuat dari berbagai elemen masyarakat di Kabupaten Pamekasan. Dalam pandangan Baddrut Tamam, pemerintahan ini ibarat kendaraan, yang saling melangkapi antara satu elemen dengan elemen lainnya.

Kalaupun sopirnya handal dalam mengemudikan kendaraan bermotor, akan tetapi ada bagian-bagian yang rusak, semisal bannya rusak, atau bensinnya tidak berjalan normal, maka, kendaraan tersebut tidak akan bisa hidup, dan tidak akan sampaikan kepada tempat tujuan yang hendak dituju.

Maka, dalam tata kelola pemerintahan, kekompakan, saling mendukung, dan saling melengkap, merupakan kunci sukses, disamping kerja keras, cepat, serta pelayanan excelent. “Karena tidak mungkin kita ini akan bisa meraih hasil yang luar biasa, apabila kerjanya hanya biasa-biasa saja,” kata mantan anggota DPRD Jawa Timur dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.

Perjuangan yang dilakukan oleh Penembahan Ronggosukowati dalam membentuk pemerintahan di Kabupaten Pamekasan, bukan dengan cara yang biasa, akan tetapi dengan cara serius, bersungguh-sungguh, demi kemakmuran semua masyarakat Pamekasan.

Lima Prioritas Pembangunan
Baddrut Tamam menginginkan, agar Hari Jadi Ke-490 Kabupaten Pamekasan kali ini menjadi momentum untuk membangun semangat baru melalui lima program prioritas Bupati dan wakil Bupati Pamekasan. Masing-masing reformasi birokrasi, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan infrastruktur.

Pondasi awal dalam berupaya melakukan reformasi birokrasi telah dilakukan pada awal-awal ia menjabat sebagai Bupati Pamekasan, yakni mendirikan “Mall Pelayanan Publik” yang bertempat di Gedung Islamic Centre, Pamekasan, meskipun ia sendiri mengakui perbaikan dan penyempurnaan tentang berbagai jenis pelayanan di Mall Pelayanan Publik itu, harus terus dilakukan. Mall Pelayanan Publik (MPP) bahkan dibuat, saat yang bersangkutan belum 100 hari menjabat sebagai Bupati Pamekasan. Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) mencatat, pembentukan Mall Pelayanan Publik di Pamekasan ini tercepat.

Selain Mall Pelayanan Publik, program inovatif lainnya yang juga menginspirasi adalah branding batik di kendaraan dinas milik Pemkab Pamekasan. Meski sebelumnya program ini dicibir oleh lawan politiknya, akan tetapi, program inovatif Pemkab Pamekasan mampu menginspirasi pemerintah pusat, dengan meniru melakukan branding batik, sebagaimana dilakukan Pemkab Pamekasan.

Komitmen dalam menjalankan nilai-nilai Islam dibuktikan dengan menghapus praktik suap, atau menghapus praktik jual beli jabatan. Di masa kepemimpinan Baddrut Tamam-Raja’e ini, ASN yang ingin menjadi kepala dinas, tidak perlu menyediakan uang, akan tetapi mereka cukup memiliki komitmen dan membuat kontrak kerja, sesuai dengan kemampuannya.

Sebab, bagi Baddrut, Pamekasan yang dikenal dengan memprioritaskan Gerakan Pembangunan Masyarakat Islami (Gerbang Salam) bukan hanya sekadar jargon saja, akan tetapi harus diimplementasikan dalam wujud yang nyata. Hal ini juga sebagai bentuk implementasi dari apa yang sering disampaikan Baddrut, bahwa jabatan hanya sebagai wasilah untuk memperjuangkan kebaikan dan nilai-nilai ke-Islam-an.

Dalam konteks ini, Baddrut tidak memandang Islam dari sisi simbol saja, akan tetapi pada sisi substantif-implementatif, yakni mengimplementasikan nilai-nilai ke-Islam-an sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Layanan cepat, tidak melakukan korupsi, menurutnya, sebagai bentuk bagian dari implementasi dari nilai-nilai ke-Islam-an, dan oleh karenanya di era kepemimpinan dirinya, ia mengandeng secara khusus KPK untuk melakukan pendampingan, sebagai bentuk pencegahan dini, agar tidak terjadi tindak pidana korupsi.

Islam santun, yakni Islam yang merangkul, bukan yang memukul, Islam yang baik, bukan yang menghujat, Islam yang solutif, bukan represif adalah yang coba diimplementasikan bupati muda ini. Pemberian beasiswa kepada para penghafal Alquran dan santri yang tidak mampu merupakan salah satu contoh nyata akan komitmen ke-Islam-an yang implementatif yang diterapkan Baddrut Tamam yang sebelumnya belum pernah diterapkan di Pamekasan.

Saat ini, beasiswa santri yang tidak mampu dan penghafal Alquran yang diberikan Pemkab Pamekasan di masa kepemimpinan Bupati Baddrut Tamam dan Wakilnya Raja’e sebanyak 2.000 orang. “Ya kemampun APBD kita memang terbatas, dan oleh karena itu, saat ini kami hanya mampu memberikan sebanyak 2.000 orang saja,” katanya, dalam sebuah kesempatan.

Di bidang layanan kesehatan, Pemkab Pamekasan membuat program “Pamekasan Call Care” dengan menyediakan fasilitas mobil SIGAP di 178 desa yang tersebar di 13 kecamatan di Kabupaten Pamekasan. Program ini sebagai upaya untuk memperluas jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Kabupaten Pamekasan.

Warga Pamekasan yang sakit dan mau berobat, cukup menghubungi nomor telepon yang telah disediakan. Petugas akan menjemput yang bersangkutan dan mengantarkannya ke pusat layanan kesehatan terdekat, dan setelah sembuh akan dijemput dan diantarkan ke rumahnya dengan biaya gratis.

Sementara di bidang ekonomi, fokus pengembangan yang dilakukan dengan membentuk 10.000 wirausaha baru atau yang dikenal dengan istilah “Sapu Tangan Biru”.

Program pembentukan 10.000 pengusaha baru ini sebagai salah satu bentuk ikhtiar Bupati Pamekasan Baddrut Tamam dan Wakilnya Raja’e dalam menumbuhkembangkan perekonomian di Kabupaten Pamekasan yang meratas dan berbasis potensi desa. Program ini juga mendukung program desa tematik yang juga dicanangkan Pemkab Pamekasan. (Bersambung ke Bagian-5)

Baca Juga Artikel Lainnya:

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s