
PAMEKASAN HEBAT – Fanikenz Novbrianti C.A (36) nampak khusyuk menyelesaikan pesanan jahitan mukenah dari salah satu pelanggannya. Kemampuan menjahit yang ia peroleh berkat mengikuti pelatihan Wirausaha Baru (WUB) yang digagas oleh Pemkab Pamekasan itu, membuat “Niken” sapaan akrab perempuan ini, senang bukan kepalang.
Di rumahnya, di Jalan Tumenggungan, Kelurahan Parteker, Kecamatan Pamekasan, Kabupaten Pamekasan, nampak dipenuhi dengan aneka jenis kain. Beberapa kain tepat di depan meja jahitnya sudah terpotong-potong dan siap menjelma menjadi beberapa pakaian sesuai permintaan pelanggan.
Kepada pamekasanhebat.com, perempuan yang juga putri salah satu mantan pejabat di Kabupaten Pamekasan ini mengaku, dirinya selalu menyukai tantangan baru, termasuk menjadi seorang penjahit seperti yang ia tekuni saat ini.
“Karena menjahit baju itu unik. Kita dituntut untuk teliti. Misalnya saat mengukur dan memotong baju sebagaimana permintaan pelanggan,” katanya.
Awalnya, Niken tidak memiliki pengetahuan sama sekali tentang teknik menjahit. Tapi rasa ingin tahu, setelah melihat beberapa orang temannya menjadi penjahit, menggugah keinginan perempuan berjilbab ini untuk menekuni dunia usaha jenis ini.
Tantangan itu kemudian ditempuhnya saat mendengar ada informasi pelatihan Wirausaha Baru (WUB) yang dicanangkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Pemkab Pamekasan dari Kelurahan Parteker Pamekasan yang disampaikan melalui pengurus RT setempat.
Niken berupaya mendaftar, dan di luar dugaan, ia terpilih sebagai salah satu dari sekian peserta pelatihan. Ada beragam pilihan pelatihan saat itu, mulai dari pelatihan tentang tata rias, tata boga, desain, dan pelatihan menjahit, hingga membuat kue atau memasak.
“Kalau soal memasak saya sudah punya ilmunya, jadi saya pilih pelatihan menjahit karena saat itu dirasa lebih pas dengan saya,” tutur ibu tiga orang anak ini, sembari tersenyum.
Selama 20 hari menjalani pelatihan yang dibina oleh beberapa mentor handal, membuat Niken cepat menguasai teknik menjahit yang ia pilih.
Ketekunannya pun membuatnya berhasil menjahit pakaian jenis gamis, setelan atas bawah, hem batik, hingga mukenah yang sebelumnya tidak pernah tahu sama sekali.
Kini ia hanya memerlukan pengembangan keterampilan, serta memperluas jaringan untuk menjaring pelanggan. “Alhamdulillah dari beberapa famili sudah mesan jahitan mukenah, dan gamis,” ucap Niken.
Terima Kasih Bupati

Keterampilan menjahit yang dimiliki Fanikenz Novbrianti tidak lepas dari kebijakan Bupati Pamekasan Baddrut Tamam dan Wakilnya Raja’e yang telah menjadikan program Wirausaha Baru (WUB) sebagai program prioritas dalam berupaya mengembangkan perekonomian masyarakat di Kabupaten Pamekasan ini.
Niken merupakan sebagian dari peserta WUB yang kini telah merasakan secara langsung manfaat program bupati muda Pamekasan ini. Bagi Niken, upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian warga Pamekasan melalui program nyata dan terukur, bukan isapan jempol belaka, akan tetapi benar-benar terwujud di lapangan.
“Ingin rasanya menyampaikan ucapan terima kasih secara langsung pada bupati,” katanya.
Ibu 3 anak ini menilai, program WUB merupakan terbosan yang hebat untuk mengajarkan agar masyarakat bisa berwirausaha. Kepedulian Bupati Baddrut Tamam kepada masyarakat Pamekasan memang tidak ditunjukkan dengan selalu terjun ke lapangan secara langsung, akan tetapi melalui program nyata dan terukur yang hasilnya langsung dirasakan oleh masyarakat Pamekasan.
“Bagi kami sekeluarga, program yang digagas oleh Pak Bupati ini luar biasa, karena di zaman sekarang, seseorang itu masih mempunyai kecenderungan untuk bekerja kepada orang lain,” terangnya.
Program Wirausaha Baru yang dicanangkan Bupati Pamekasan menurutnya adalah berupaya menciptakan usaha mandiri, yakni dengan menciptakan lapangan pekerjaan, bukan mencari lapangan pekerjaan.
“Makanya kami sangat apresiatif,” ujarnya.

Tidak hanya itu saja, Niken juga memberikan apresiasi kepada ketelatenan para mentor serta fasilitator pelatihan yang tetap intens menjalin komunikasi. Sesekali para peserta WUB juga diberikan orderan dari beragam keterampilan yang dimiliki.
Para mentor dan fasilitator program tidak meninggalkan begitu saja para peserta program WUB yang telah mengikuti pelatihan, akan tetapi terus memberikan pembinaan secara berkesinambungan, saling mengingatkan dan saling membantu.
“Ada nilai gotong royong yang tertanam kuat melalui program ini. Komunikasi tidak berhenti saat pelatihan itu selesai. Kadang para peserta itu dihubungi saat ada orderan dari pelanggan, itu yang membuat saya bangga pada program WUB ini,” katanya.
Niat Faniken untuk memperbesar usahanya dan mengajak warga sekitar untuk aktif berwirausaha semakin kuat. Terlebih saat pelatihan juga disampaikan oleh sejumlah pemateri bahwa wirausaha memiliki peran penting dalam menumbuhkan ekonomi mandiri masyarakat.
Tanggung jawab Pemkab Pamekasan agar peserta pelatihan bisa berkembang dengan baik melalui bantuan alat dari Bank Jatim, menurutnya sebagai salah satu pemicu serta sebagai bentuk tanggung jawab moral dirinya untuk ikut proaktif membantu Pemkab Pamekasan mengkampanyekan pentingnya berwirausaha.
Kenginan itu, ia juga niatkan untuk ikut andil dalam pengentasan angka pengangguran dengan memperkejakan orang lain, saat dirinya banjir pesanan.
“Kalau soal modal tidak usah pusing, apalagi Pemkab Pamekasan sudah siap menfasilitasi dengan pinjaman modal usaha yang dikerja samakan dengan Bank Jatim hanya dengan bunga 1 persen,” kata Niken dengan penuh optimis. (A1/HSP/PAMEKASAN HEBAT)