Bupati Baddrut Tamam “Ngevlog” Bersama Mahasiswa Filipina

PAMEKASAN HEBAT – Bupati Pamekasan Baddrut Tamam “Ngevlog” bersama mahasiswa asal Negara Filipina di Pendopo Ronggosukowati Pemkab Pamekasan, saat mahasiswa itu berkunjung ke Pendopo dan bertemu langsung dengan bupati muda ini.

Bupati “ngevlog” bersama Ibu Bupati Pamekasan, Naila Baddrut Tamam, dan dosen Unira Wildona Zumam, dan dua mahasiswa Filipina yang sedang mengikuti pertukaran mahasiswa di kampus swasta yang beralamat di Jalan Raya Panglegur, Pamekasan itu.

Dalam video itu, mahasiswa dari Filipina, yakni Raymond M. Espedion dari Ilo-Ilo Science and Technology University (ISATU) Philipines mengaku senang bisa bertemu secara langsung dengan orang nomor satu di lingkungan Pemkab Pamekasan.

Selain muda, Baddrut dinilai memiliki visi kuat dalam memajukan perekonomian di Pamekasan dan peduli dengan pengembangan ilmu pengetahun, dengan gerakan melek literasi yang kini sedang dicanangkan.

Raymond M. Espedion dan Hannah Grace A. melakukan pertukaran studi (Student Exchange) dari Ilo-Ilo Science and Technology University (ISATU) Philipines.

Selama berada di Pamekasan, kedua pelajar asal negara Filipina ini juga telah diperkenalkan banyak hal oleh pihak kampus, terutama batik tulis Pamekasan.

Unira juga membantu promosi yang telah dilakukan Pemkab Pamekasan dengan memperkenal batik tulis hasil kerajinan warga di wilayah itu kepada mahasiswa asal Filipina yang mengikuti kegiatan pertukaran mahasiswa di kampus Unira Pamekasan. [Baca Juga Santri Peraih Juara Tahfid Asean Disambut di Pendopo Pamekasan]

Promosi Batik Pamekasan

Bupati Pamekasan Baddrut Tamam dan Ibu Bupati Pamekasan Naila Baddrut Tamam berfoto bersama dengan mahasiswa asal Filipina dan dosen Unira Pamekasan saat berkunjung ke Pendopo Ronggosukowati Pamekasan, Jumat (1/2/2019).

Menurut Wakil Rektor (Warek) I Unira Pamekasan Faisal Estu Yulianto di Pamekasan, Sabtu (19/1/2019), pihaknya sengaja memperkenalkan batik tulis Pamekasan kepada mahasiswa asal Filipina itu, sebagai upaya untuk memperkenalkan hasil kerajinan kreatif masyarakat yang kini telah diakui dunia sebagai warisan budaya nonbendawi tersebut.

“Mereka kami ajak untuk melihat secara langsung proses produksi batik Pamekasan ke Desa Klampar yang memang merupakan sentra batik di Kabupaten Pamekasan ini,” kata Yulianto. [Baca Juga: Penghargaan Sebagai Kabupaten Peduli HAM Harus Jadi Pemicu Lebih Baik]

Di lokasi sentra batik ini, mahasiswa asal Filipina tersebut diperkenalkan tentang cara membatik, bahkan mereka juga mencoba membatik dengan meminta bimbingan kepada pengrajin batik di Desa Klampar, Kecamatan Proppo, Pamekasan. [Baca Juga: Bercermin di Pasar Batik]

Yulianto menjelaskan, ada beberapa pertimbangan pihak kampus Unira memperkenalkan batik tulis Pamekasan kepada mahasiswa yang sedang melakukan pertukaran mahasiswa itu.

Selain untuk memperkenalkan budaya membatik masyarakat Pamekasan, langkah itu juga untuk membantu Pemkab Pamekasan yang saat ini sedang gencar mempromosikan batik tulis.

Menurut Rektor Unira Pamekasan Risqina, pertukaran mahasiswa ini berkat kerja sama dengan South Asean Minister Education Organization (SEAMEO), yakni organisasi yang dibentuk oleh seluruh Menteri Pendidikan yang ada dinegara-negara ASEAN. [Baca Juga Adipura Itu Sararan Antara Menuju Pamekasan Hebat]

“Dan Unira merupakan salah satu Perguruan Tinggi di Pamekasan ini yang menjadi jujukan pertukaran mahasiswa ASEAN tahun ini,” kata Risqina.

Sebaliknya, mahasiswa Unira saat ini juga ada yang mengikuti pertukaran mahasiswa ke luar negeri dengan negara tujuan Thailand dan Filipina.

Tiga mahasiswa mengikuti pertukaran mahasiswa dengan negara tujuan ke Filipina. Mereka adalah Ririn Setiafi Jannah dari Fakultas Ekonomi, kemudian Firman dan Sofyan dari Fakultas Teknik Informatika serta Baddrus Syamsih dari Fakultas Ilmu Administrasi, dan satu mahasiswa lagi dengan tujuan negara Thailand.

Pertukaran mahasiswa ini dalam bentuk pembelajaran selama 28 hari mulai dari tanggal 14 Januari sampai 10 Februari 2019, yang diikuti Filipina, Indonesia, Thailand, Malaysia dan Vietnam. Dalam satu tahun dilakukan sebanyak dua kali.

Sementara Unira sendiri baru mengikuti mahasiswa dari kampus tersebut awal tahun 2019 ini, dan juga menerima dua mahasiswa dari Filipina, yakni Raymond M. Espedion dan Hannah Grace A. melakukan pertukaran studi (Student Exchange) dari Ilo-Ilo Science and Technology University (ISATU) Philipines.

“Fokus pertukaran ini pada bidang pendidikan, yakni membandingkan metode pembelajaran antara Indonesia dan Filipina,” katanya, menjelaskan.

Kendatpun demikian, sambung Rektor Risqina, pihaknya juga memandang perlu memperkenalkan banyak hal terkait potensi yang ada di Pamekasan kepada para peserta pertukaran mahasiswa itu, salah satunya batik tulis Pamekasan.

“Tujuannya, agar mereka mengetahui potensi budaya yang ada di Pamekasan ini disamping komitmen kami juga membantu pemkab yang saat ini sedang gencar mempromosikan batik tulis hasil kerajinan warga Pamekasan,” kata Rektor Unira Risqina, menjelaskan. (PAMEKASAN HEBAT)

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s