PAMEKASAN HEBAT – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pamekasan mengajak para insan pers yang tergabung di organiasi itu bisa mengawal isu strategis yang menjadi tema Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, terutama menyangkut upaya pemerintah dalam memberdayakan ekonomi lokal dan memulihkan perekonomian bangsa akibat pandemi COVID-19.
“G20 ini merupakan momentum strategis, karena disana sejumlah negara berkumpul, membahas berbagai upaya untuk menyelesaikan persoalan bangsa, baik terkait ekonomi, politik dan sosial budaya. Oleh karena itu, PWI harus mengambil peran untuk memanfaatkan momentuk baik ini,” kata Ketua PWI Pamekasan Tabri Syaifullah Munir seperti dilansir sejumlah media, Rabu (19/1/2022) malam.
Media sebagai pilar keempat dalam negara yang menganut sistem demokrasi, harus proaktif membantu pemerintah menggaungkan berbagai rencana baik yang berpihak kepada kepentingan umat dan bangsa, melalui pemberitaan di media massa.
PWI di berbagai daerah di Jawa Timur, kata Tabri, telah diinstruksikan oleh PWI Jatim agar ikut mensukseskan gawai besar dunia ini, apalagi pada tahun 2022, Indonesia telah ditunjuk sebagai Presidensi G20, meneruskan tugas yang sebelumnya dipegang oleh Itali pada 2021.
Dasarnya, karena Indonesia dianggap layak untuk masuk dalam kelompok ini dan telah menjadi bagian dari negara-negara yang mempresentasikan 60 persen populasi bumi, 75 persen perdagangan global dan 80 persen PDB dunia.
Maka dari itu, semua elemen bangsa, termasuk insan pers, harus turut berperan aktif membantu mempercepat pemulihan yang akan dibahas di forum KTT G20 melalui tagline “recover together, recover stronger” tersebut.
Tabri yang juga koordinator liputan Koran Harian Pagi Kabar Madura ini lebih lanjut menjelaskan, ada beberapa hal yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia sebagai agenda prioritas pada KTT G20 yang akan digelar di Nusa Dua Bali pada November 2022 tersebut.
Masing-masing tentang Exit Strategy to Support Recovery, Adressing Scaring Effect to Secure Future Growth, Payment System in Digital Era, Sustainable Finance, Digital Financial Inclusion, dan International Taxation.
Exit Strategy to Support Recovery, akan membahas bagaimana G20 melindungi negara-negara yang masih menuju pemulihan ekonomi (terutama negara berkembang) dari efek limpahan (spillover) exit policy yang diterapkan oleh negara yang lebih dahulu pulih ekonominya (umumnya negara maju).
Sedangkan, Adressing Scaring Effect to Secure Future Growth merupakan upaya dalam mengatasi dampak berkepanjangan (scarring effect) krisis dengan meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan jangka panjang, memperhatikan ketenagakerjan, rumah tangga, sektor korporasi, dan sektor keuangan.
“Payment System in Digital Era’ ini membahas tentang standar pembayaran lintas batas negara (CBP), serta prinsip-prinsip pengembangan CBDC (General Principles for Developing CBDC),” katanya, menjelaskan.
Selanjutnya pada tema ‘Sustainable Finance‘ menurut alumni Pondok Pesantren An-Nuqoyah, Sumenep ini, membahas risiko iklim dan risiko transisi menuju ekonomi rendah karbon, dan sustainable finance (keuangan berkelanjutan) dari sudut pandang makroekonomi dan stabilitas keuangan.
Pada sub tema ‘Digital Financial Inclusion‘ akan membahas tentang upaya memanfaatkan open banking untuk mendorong produktivitas dan mendukung ekonomi dan keuangan inklusif bagi underserved community yaitu wanita, pemuda, dan UMKM, termasuk aspek lintas batas.
Sementara pada sub tema ‘International Taxation‘ membahas tentang perpajakan internasional, utamanya terkait dengan implementasi framework bersama OECD/G20 mengenai strategi perencanaan pajak yang disebut Base Erotion and Profit Shifting (BEPS).
Sebelumnya, Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim saat menghadiri acara pelantikan Pengurus PWI Pamekasan pada 15 Januari 2022 menyatakan, bidang pemberdayaan ekonomi yang juga menjadi bahasan di G20 tentang pemberdayaan UMKM dan digitalisasi usaha mikro.
“Ini harus diperhatikan oleh teman-teman PWI di daerah. Bantu pemerintah daerah dengan pemberitaan yang mencerahkan, mencerdaskan, dan ini sama halnya dengan membantu memajukan perekonomian para pelaku UMKM itu,” kata Lutfil Hakim kala itu. (A1/ PAMEKASAN HEBAT)