Ketika Yang Muda Membangun Kepemimpinan Tak Berjarak

Bupati Pamekasan Baddrut Tamam dan Wakil Bupati Pamekasan Raja’e saat makan di warung nasi jagung Sederhana di Jalan Pintu Gerbang, Pamekasan.

PAMEKASAN HEBAT – Menjadi pejabat publik, terkadang jadi pembatas bagi sebagian orang untuk bergaul dengan orang kebanyakan, apalagi pemimpin di sebuah daerah. Tapi tidak demikian dengan pasangan bupati dan wakil bupati muda Pamekasan ini, Baddrut Tamam dan Raja’e.

Prinsip bahwa jabatan merupakan amanah, alat perjuangan dan pengabdian, dengan jargon “sataretanan ben tak notop parembheken” sebagaimana sering dilontarkan selama ini, nampaknya memang menjadi komitmen pasangan pemimpin muda Pamekasan ini. Bahkan empat hari setelah dilantik sebagai Bupati Pamekasan dan Wakil Bupati Pamekasan untuk periode 2018-2023, yakni pada 28 September 2018, keduanya langsung “berbaur“, menyempatkan diri makan di warung nasi jagung sederhana di Jalan Pintu Gerbang, Pamekasan.

Bagi bupati, mungkin baru pertama kali, tapi Wakil Bupati Raja’e, warung nasi jagung Sederhana “Bu Ummi” demikian panggilan akrab perempuan paruh baya ini, sudah biasa sejak ia menjadi aktivis di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pamekasan.

Suasanya riang, dan penuh canda tawa mewarnai suasana warung “Bu Ummi” siang itu. Bangga dan haru serasa bercampur aduk. Betapa tidak? Raja’e yang dulu sering makan diwarungnya sebagai mahasiswa dan Ketua Umum HMI Cabang Pamekasan, kini datang dengan status berbeda, yakni sebagai Wakil Bupati Pamekasan, bahkan ia datang bersama sang Bupati Pamekasan Baddrut Tamam yang juga merupakan mantan Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur.

Sejak purna tugas sebagai Ketua Umum HMI Cabang Pamekasan, Raja’e memang jarang ke warung “nasi jagung perjuangan” itu. Maklum, ia menetap di Bujur Barat, Kecamatan Batumarmar, dan menjadi kepala desa. Hanya saat berkunjung ke rumah keluarganya di Pamekasan, Raja’e mampir ke warung itu. “Mun entar ka kota, pakkun nyepper nikah pak bupati,” ucap Bu Ummi kepada Baddrut Tamam.

Dalam pandangan Bu Ummi, Wabup Raja’e memang dinilai berjasa ikut mempromosikan dagangan nasi jagungnya. Saat menjadi Ketua Umum HMI Cabang Pamekasan, teman-temannya banyak dibawa ke warung itu, dan hingga saat ini tetap menjadi pelanggan setianya. Nama Ali Masykur yang saat ini menjabat sekretaris PPP Pamekasan, Matnin yang kini menjadi dosen IAI Al-Khairat, dan reporter Radio Karimata FM Rafiqi Tanziel, serta Fauzi yang saat ini mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Pamekasan, merupakan sebagian teman-temannya semasa kuliah dan di HMI Pamekasan yang diperkenalkan Raja’e ke warung Bu Ummi.

Bupati Pamekasan memperbaiki posisi mic saat Ketua PWRI Pamekasan menyampaikan sambutan

Kunjungan Wabup Raja’e yang mengajak Bupati Baddrut Tamam ke warung nasi jagung Bu Ummi kala itu, bisa jadi, untuk mengenang masa-masa silam saat ia menjadi mahasiswa. Tapi, sejatinya, kunjungan itu, sebagai bentuk komitmen dari keduanya, yang menjadikan jabatan sebagai wasilah perjuangan.

Baddrut dan Raja’e berupaya mengubah cara pandang, bahwa pejabat adalah penguasa, menjadi pelayan. Pola kepemimpinan merakyat dan tak berjarak, menghormati yang tua, serta menyayangi yang muda, dengan tetap membangun membuka ruang kritik yang konstruktif terus dilakukan.

“Sebab, cita ideal ‘Pamekasan Hebat’ ini akan terwujud, apabila semuanya terlibat dalam pembangunan di Pamekasan ini, dan punya rasa memiliki terhadap kabupaten yang kita cintai ini,” ujar Baddrut Tamam.

Salam, senyum dan sapa, menurut dia, harus menjadi tradisi di semua sektor pelayanan publik di lingkungan Pemkab Pamekasan, karena sopan santun merupakan ruh dan spirit akan terwujudnya pelayanan yang prima, disamping memang menjadi nilai moral agama. (PAMEKASAN HEBAT)

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s