PAMEKASAN – Kelompok Tani Hutan (KTH) Untung Abadi Pamekasan, Jawa Timur melatih para anggotanya agar memiliki keterampilan membatik dengan memanfaatkan dedaunan dan akar pepohonan sebagai zat pewarna atau batik ecoprint.
Batik ecoprint ini merupakan salah satu jenis batik yang metode pembuatannya memanfaatkan pewarna alami dari tanin atau zat warna daun, akar atau batang yang diletakan pada sehelai kain, kemudian kain tersebut direbus.
“Melalui pelatihan ini, kami ingin para anggota kami yang tergabung dalam KTH Untung Abadi ini memiliki keterampilan yang bernilai ekonomis dengan memanfaatkan bahan yang ada di sekitar lingkungan kita ini,” kata Ketua KTH Untung Abadi, Misnadi.
Pelatihan yang bekerja sama dengan Cabang Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Jawa Timur merupakan kali pertama dengan mengundang eksportir batik ecoprint asal Kadur, Pamekasan Aisyah.
Pelatihan ditekankan pada praktik secara langsung. Narasumber memaparkan berbagai jenis bahan dan alat yang perlu dipersiapkan untuk membuat batik ecoprint, seperti jenis kayu dan daun, serta ramuan jenis daun dan kayu dalam membentuk warna.
Satu persatu Aisyah menjelaskan, jenis kayu, daun dan akar batang kayu yang bisa digunakan dalam memproduksi batik ecoprint itu, termasuk tungku dan cara mengeringkan kain dasar batik.
“Di sini banyak tumbuhan liar dengan kualitas bagus dibanding daerah lain. Misalnya daun jati. Itu lebih bagus dibanding daerah,” katanya.
Teknik membuat batik ecoprit, tidak sesulit batik tulis dan tidak membutuhkan keterampilan khusus sebagaimana batik tulis.
“Karena di ecoprint ini kita hanya menempelkan dedaunan, meletakkan sesuai keinginan lalu kita rebus, hingga desain batik seperti dedaunan yang kita tempelkan,” katanya.
Namun, meski proses lebih mudah, batik ecoprint juga tidak kalah mahal dibanding batik tulis, yakni antara Rp3 ratus hingga Rp2,5 juta bergantung jenis dan proses yang harus dikerjakan.
Petugas Cabang Dinas Kehutanan dan Perkebunan Jawa Timur Haris Rifai yang memantau langsung pelatikan batik ecoprint yang digelar oleh KTH Untung Abadi Desa Gagah, Kecamatan Kadur, Pamekasan itu mengatakan, visi Pemprov Jatim dalam hal pemberdayaan dan peningkatan ekonomi dengan memaksimalkan sumber dayam alam sekitar.
“Karena itu, kegiatan ini saya kira sangat bagus dan tentunya akan memiliki dampak ekonomi yang lebih baik, karena batik ecoprint ini termasuk salah satu jenis produksi yang ramah lingkungan,” katanya.
Haris bersama Ketua KTH Untung Abadi bahkan berpraktik secara langsung bersama ibu-ibu rumah tangga yang menjadi peserta pelatihan.
Saat ini, batik ecoprint tidak hanya dipasarkan di dalam negeri, akan tetapi juga sudah diekspor ke luar negeri.
“Kalau produk saya sudah pernah ke Singapura, Malaysia, Jedah, Rusia, dan Australia. Karena itu saya sangat senang jika ibu-ibu memiliki penghasilan tambahan melalui batik ecoprint ini, karena jenis batik ini bahannya ada di sekitar kita,” kata narasumber pelatihan itu, Aisyah.
Pelatihan batik ecoprint oleh KTH Untung Abadi dan Cabang Dinas Kehutanan dan Perkebunan Jawa Timur yang digelar di aula lumbung pangan kelompok itu, Sabtu (16/9/2023) dibagi dalam empat kelompok dan masing-masing menghasilkan 1 buah kain hingga akhir pelatihan. (KIM Pamekasan Hebat)