Sosok Habibi (BJ Habibi) benar-benar mewarnai, bahkan menginspirasi kehidupan Syariful Alam, warga asal Pamekasan yang saat ini menjabat sebagai Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas MH Tambri, Jakarta.
Bagi alumni SMA Negeri 1 Pamekasan angkatan 1988 ini, Habibi merupakan sosok yang luar biasa, patut menjadi contoh dan teladan bagi generasi muda bangsa. Selain jenius, ia juga dikenal cerdas dengan pola hidup yang bersahaja. Habibi adalah simbol kejayaan Industri Pesawat Terbang Nusantara, yakni produsen pesawat terbang pertama dan satu-satunya di Indonesia dan di wilayah Asia Tenggara.
Catatan mengenai peran Habibi banyak ditemukan di sejumlah lieratur. Bahkan, upaya untuk merintis pendirian industri pesawat terbang juga dilakukan oleh Habibie sejak 1965 saat ia bekerja di Messerschmitt-Bolkow-Blohm (MBB), sebuah produsen pesawat terbang asal Jerman.
Pada awal Desember 1973, Direktur Utama Pertamina, Ibnu Sutowo pun menemui Habibie di Dusseldorf guna menjelaskan impian Pertamina untuk mendirikan industri pesawat terbang di Indonesia. Habibie kemudian diangkat sebagai Penasehat Direktur Utama Pertamina dan diminta untuk segera kembali ke Indonesia.
Pada awal bulan Januari 1974, Pertamina pun membentuk divisi baru untuk fokus pada advanced technology dan teknologi penerbangan (ATTP). Pada tanggal 26 Januari 1974, Habibie dipanggil oleh Presiden Soeharto dan kemudian diangkat sebagai Penasehat Presiden di bidang teknologi. Pada bulan September 1974, ATTP meneken perjanjian dasar untuk kerjasama lisensi dengan MBB asal Jerman dan CASA asal Spanyol untuk memproduksi helikopter BO-105 dan pesawat sayap tetap NC-212. Karena Pertamina kemudian menghadapi sejumlah masalah, pada tanggal 26 April 1976, semua aset milik divisi ATTP, Lipnur, dan TNI Angkatan Udara yang berkaitan dengan industri pesawat terbang kemudian dijadikan modal untuk mendirikan PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN).
BJ Habibie lalu ditunjuk sebagai direktur utama IPTN. Setelah semua fasilitas fisik selesai dibangun, IPTN pun diresmikan oleh Presiden Soeharto pada bulan Agustus 1976. Pada tanggal 11 Oktober 1985, nama perusahaan ini diubah menjadi “PT Industri Pesawat Terbang Nusantara”, dan pada tanggal 24 Agustus 2000, nama perusahaan ini kembali diubah menjadi seperti sekarang, Dirgantara Indonesia.
Syariful AlamBagi Syariful Alam, sosok Habibi ibarat tokoh yang membawa kemajuan dan kebangkitan Indonesia di bidang teknologi. Visi Habibi yang mempersepsikan bahwa agama dan teknologi bisa saling menopang dalam berupaya membuat Indonesia lebih maju dan berjaya, seolah menjadi daya tarik tersendiri, sehingga setelah ia lulus SMA Negeri 1 Pamekasan langsung melanjutkan pendidikannya ke Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.
Saat berdialog di akun Youtube Cak Kus, ia menuturkan, bahwa pendidikannya ia tempuh di Pamekasan, mulai SD, SMP hingga SMA sebelum akhirnya melanjutkan ke ITS Surabaya. “SD saya di SD Manten 1, sekarang berubah jadi Barurambat Kota 1 Pamekasan. Lokasinya di Manten, Jalan stadion,” katanya.
SMP Negeri 2, SMA Negeri 1 Pamekasan angkatan 1988 dan selanjutnya Kuliah di ITS. “Idola saya Pak Habibi, sehingga itu yang memacu saya untuk berkompetisi, maka saya pilih jurusan teknik elektro,” tutur dia.
Setelah lulus ITS pada 1992, Syariful Alam bekerja di IPTN, di bawah Kementerian Riset dan Teknologi. Habibi sebagai pemimpin, memang sering melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke tempat Syariful Alam bekerja.
Pada suatu hari, Habibi kembali melakukan sidak. Kala itu, Syariful Alam sedang tertidur, karena kecapean mengerjakan pekerjaan perusahaan. Dalam banyangan Alam, Habibi pasti akan marah, karena ada karyawan yang tertidur. Akan tetapi yang terjadi sebaliknya.
“Malah Pak Habibi menyampaikan ke atasan saya, jangan sampai anak buah tidur saat jam kantor, karena pemaksaan kantor,” katanya, sebuah jawaban bijak di luar dugaan Syariful Alam.
Kini IPTN sudah tidak ada lagi dan terpaksa ditutup pada sekitar tahun 2000-an akibat krisis moneter.
Sejak IPTN itu, Syariful Alam selanjutnya bergabung Universitas MH Tamrin Jakarta, dan pada akhirnya menjabat sebagai Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi. Wawasan dan pengetahuan mengenai informatika yang mengantarkan Syariful Alam dalam jabatan itu.
Dalam dialog santai di kanal youtobe Cak Koes, Ia menjelaskan, bahwa sejatinya manusia hidup memproduksi data. Dalam agama, data itu akan diputar lagi. Artinya, manusia melakukan apapun memproduksi data, baik kebaikan maupun keburuhan.
“Data kita itu, kalau dibuat sembarangan, dampaknya sangat besar, ketika transaksi dan lain sebagainya,” katanya.
(Tulisan ini merupakan hasil kerja sama antara KIM PAMEKASAN HEBAT dengan channel youtube “Sakejjek Asareng Cak Koes”)